DENPASAR – Eksistensi PKK di Bali tidak dilihat dari organisasinya, melainkan dari bagaimana anggotanya bergerak dengan sinkronisasi dan harmonisasi, serta terintegrasi dengan program pemerintah. PKK menjadi ujungtombak sosialisasi program Pemprov Bali.
“Di Bali, bukan PKK namanya kalau tidak bergerak. Dalam setahun paling tidak kami sosialisasi hal-hal yang viral dan urgen yang perlu ditangani. Karena PKK itu adalah pergerakan, makanya ayo kita bergerak,” cetus Ketua TP PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, saat menerima kunjungan kerja TP PKK Provinsi Sulawesi Utara di gedung Kerta Sabha, rumah dinas Gubernur Bali, Rabu (4/3/2020).
Wujud pergerakan itu, kata dia, antara dengan mendorong pemerintah lewat Pergub 97/2018 dan tentang Pengurangan Timbulan Sampah Plastik agar kepala desa didampingi ketua tim penggerak PKK desa menemukan sistem pengolahan sampah berbasis desa. Sumber sampah di desa, maka harus selesai di desa itu. Di sinilah peranan ibu-ibu PKK untuk sosialisasi lewat televisi dan radio.
Menyinggung soal pergub itu, Putri menuturkan selama ini Gubernur Wayan Koster melihat pola penanganan smapah tidak benar. Sebab, sampah hanya dipindah, bukan diolah dan dienyahkan di sumbernya. Selama ini sampah di Bali dibawa ke kabupaten lain, jelasnya, dan akhirnya mennumpuk di satu seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung di Denpasar. Lokasi ini dekat dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Karena bandara itu lintasan internasional, bagaimana wisatawan kita begitu turun di bandara yang dilihat kok tempat sampah yang baunya minta ampun? Itu seperti bom waktu dan sekarang meledak. Sekarang sduah ditangani Pemprov,” terangnya.
Dalam 10 program pokok PKK, sebutnya, pasti ada dalam program pemerintah karena semua terkait. Misalnya terkait karakter budi pekerti, sikap hidup, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Jika PKK tidak bergerak menunjukkan eksistensi di masyarakat, ujarnya, terkadang PKK diplesetkan menjadi “Perempuan Kesana-Kemari”.
Sebagai wujud eksistensi bermanfaat itu, dia mendaku punya program yang terkait dengan lomba-lomba yang diadakan pusat. Misalnya lomba halaman asri, teratur, indah dan nyaman (Hatinya) PKK, agar itu merata di seluruh halaman rumah penduduk di Indonesia. Meski tiap provinsi harus mendorong dan mendukung itu, kata dia, realitanya, “Kita sering tidak ingin repot, hanya menyiapkan rumah contohnya saja.”
Dalam pandangan Putri, kehadiran para tamunya dari Sulawesi Utara itu menjadi penghibur dunia pariwisata di Bali yang sedang lesu akibat isu virus corona. Di sisi lain, dia menilai peristiwa ini sebagai ujian supaya kita lebih perhatian terhadap kesehatan.
Ketua TP PKK Provinsi Sulawesi Utara, Rita Maya Dondokambey Tamuntuan, dalam sambutannya mengatakan, dia ke Bali bersama seluruh pengurus TP PKK yang dipimpin. Di Provinsi Sulawesi Utara, ujarnya, setiap tahun ada kegiatan ke luar daerah pada awal tahun triwulan pertama. Untuk tahun ini Bali yang dipilih sebagai lokasi kegiatan.
Alasan memilih Bali, ungkapnya, karena dia tahu UP2K dan Hatinya PKK di Bali sangat baik. Desa Sinduwati, Desa Besakih dan Desa Wisata Penglipuran yang dituju sebagai contoh, agar ada pelajaran yang bisa diterapkan di Sulawesi Utara. “Kami tahu Bali itu urusan UP2K-nya sudah paling mantap, Dekranasdanya juga paling mantap, apalagi PHBS di Desa Penglipuran,” pujinya seraya berterima kasih atas sambutan ramah Putri Koster dan tim PKK di Bali. (hen)
