POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Sebuah video berisi adegan erotis penari joged bumbung bersama pengibing viral di media sosial (medsos). Video itu memantik kekesalan Ketua PDRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama, Jumat (16/6/2023). Dia pun menghubungi Kapolda Bali, Irjen Putu Jayan Danu Putra. “Saya langsung kontak Pak Kapolda. Saya minta diusut dan ditindak tegas oknum penari joged porno yang viral di medsos itu. Kelakuan itu merusak seni budaya Bali yang adiluhung,” serunya dengan nada tinggi.
Berdasarkan penyelidikan, katanya, tim dari PoldaBali sudah mendapat identitas penari joged bumbung itu. Ternyata penarinya tinggal di daerah Baturiti, Tabanan. Namun, seperti apa hasil pemeriksaan kepolisian, Wiryatama mengaku belum mendapat kabar lanjutan. “Pak Kapolda hanya bilang masih menunggu hasil lengkap pemeriksaan mereka yang terlibat dari kegiatan itu. Mungkin maksudnya selain penari, juga pengibingnya,” duga politisi senior PDIP asal Tabanan ini.
Mengenai sikapnya yang terkesan terlalu keras atas persoalan, menurut Wiryatama, seni budaya tidak bisa lestari jika pihak yang berkepentingan justru mengabaikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Misalnya dalam joged bumbung, dirasa masih ditoleransi jika ada pengibing yang rada genit. Namun, berbeda ceritanya jika justru sang penari yang provokatif memeragakan erotisme di hadapan umum.
“Kalau kita lihat videonya itu, masa begitu gerakan orang menari? Pakem orang menari itu ke samping kiri dan kanan, bukan depan belakang. Itu pornoaksi namanya,” ucapnya dengan nada kesal.
Pesan yang ingin disampaikan, sambungnya, adalah agar ada efek jera bagi penari maupun pengibing. Jangan hanya karena mau-maunya sendiri, merusak pakem serta nilai-nilai seni dalam tarian joged itu sendiri. “Kalau bukan kita yang jaga seni budaya Bali, lalu siapa lagi?” tandasnya.
Dalam video yang diperoleh, terlihat seorang penarik joged seperti merangsek ke pengibing di bawah pohon. Penari melakukan gerakan erotis seperti sanggama, dan pengibing memperlihatkan wajah ekspresif seakan sedang menikmati hubungan suami-istri. Terdengar teriakan seperti mengipasi suasana “panas” itu agar makin panas. hen