MANGUPURA – Koperasi Asosiasi Sopir Angkutan Pariwisata (ASAP) Bali yang beranggotakan sopir-sopir freelance pariwisata Bali, kembali mendapatkan bantuan CSR dari Triton asal Singapura berkat lobi-lobi Gubernur Bali Wayan Koster.
Maklumlah, karena kondisi pariwisata Bali sedang terpuruk saat diterjang pandemi covid-19. Memang, sejak dibukanya penerbangan internasional, kondisi pariwisata Bali mulai membaik, namun jumlah tamu/turis yang datang ke Bali belum sesuai harapan.
Menurut keterangan Ketua Koperasi ASAP Bali, I Wayan Suata, anggota sebelum pandemi itu mencapai ribuan, sekarang hanya bersisa ratusan orang sopir freelance.
“Ya banyak para sopir menjual mobilnya, ditarik finance dan lainnya karena tidak ada tamu yang menggunakan jasanya sama sekali,” ungkap Suata, disela-sela penyerahan bantuan di kediamannya, Kamis (14/04/2022) lalu.
Atas bantuan 2 ton beras itu, Suata menyampaikan banyak terima kasih kepada Gubernur Wayan Koster dan pihak-pihak yang terlibat. Saat pembagian itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali juga terlihat hadir.
“Ya saya berterima kasih kepada orang orang yang terlibat mendukung kegiatan sosial ini, ” ucapnya, sambil menyindir pihak Jasa Raharja yang belum pernah mereka lakukan kepada kami sopir freelance.
Roy Tan yang merupakan direktur Triton yang ikut menyumbangkan 50 ton (total) beras kepada masyarakat Bali mengungkapkan keinginannya agar Bali lebih cepat pulih dari keterpurukan akibat Pandemi Covid-19.
“Kita inginkan masyarakat Bali bisa pulih seperti sediakala, bantuan beras ini kita harap dapat meringankan beban keluarga pariwisata ini,” harapnya.
“Triton adalah merupakan EO (event organisation), jasa untuk pengembangan dan sport (penyelenggara kegiatan olahraga),” imbuhnya.
Komang Dedy, salah satu anggota Koperasi ASAP Bali mengaku bersyukur ada bantuan seperti ini oleh gubernur Bali.
“Kita anggota di Koperasi ASAP Bali, berterima kasih kepada Triton, Gubernur Bali atas kepeduliannya kepada masyarakat Bali,” ujarnya.
“Saya juga bersama teman-teman berharap dapat memperpanjang batas kendaraan untuk pariwisata, agar mobil kami yang sudah 10 tahun ini masih dapat beroperasi untuk mencari sesuap nasi bagi keluarga kami, “pungkasnya. yes