DENPASAR – Pengprov FPTI Bali tidak mau mengambil risiko melaksanakan latihan bersama di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Sekadar untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran, latigan mandiri pun jadi alternatif.
Ketua II Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali, Suhardi Eka Prasetya, menjelaskan, keputusan menghentikan latihan bersama di papan panjat Stadion Ngurah Rai Denpasar, masih menunggu imbauan dari pemerintaah. “Setelah papa panjat selesai direnovasi, sekarang kembali ‘mangkrak’ karena tidak ada kegiatan lagi. Tapi kami berharap bisa secepatnya diperbolehkan latihan bersama. Apalagi alat prokes bantuan dari Kemenpora RI sudah tiba. Berharap bisa secepatnya dibagikan oleh KONI Bali,” ucap Suhardi Eka Prasetya, Selasa (29/9/2020).
Bantuan prokes itu, sambung Suhardi, di antaranya masker, penyanitasi tangan, dan vitamin. Pria yang juga pelatih panjat tebing Bali berlisensi Nasional itu lebih lanjut mengatakan, dari 15 atlet yang masuk pelatda, 8 orang merupakan atlet yang membawa nomor-nomor panjat tebing lolos PON, sementara sisanya merupakan sparing partner.
Suhardi menjelaskan, FPTI Bali tetap memberlakukan sistem degradasi untuk meningkatkan kualitas atlet. Tentu selama latihan mereka saling berkompetisi tampil terbaik mengingat 6 atlet lainnya sebagai sparing partner masih berpeluang menggeser atlet mengalami penurunan kualitas. “Peluang atlet yang kini sebagai sparing, berpeluang mengganti atlet lainnya yang namanya sudah masuk database KONI Bali. Mengingat cabang panjat tebing lolos PON sistem by number,” ucapnya.
Guna menakar kemampuan pemanjat, kata Suhardi belum bisa dilakukan, mengingat merancang program try out di sejumlah wilayah seperti Provinsi Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah, masih terkendala Covid-19. yon