Wakil Ketua DPRD Gianyar Desak Penataan Kabel di Jalan, Estetika dan Keselamatan Jangan Diabaikan

Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati. Foto: adi
Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati. Foto: adi

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Wakil Ketua DPRD Gianyar, Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati, menyoroti maraknya pemasangan tiang listrik dan tiang provider tanpa koordinasi dengan pemilik lahan. Praktik tersebut dinilai merugikan masyarakat, terutama saat warga ingin memindahkan tiang tapi dibebani biaya tinggi oleh pihak terkait. “Walaupun PLN adalah BUMN dan punya dasar hukum, bukan berarti boleh merugikan masyarakat. Ini tidak fair,” tegasnya saat ditemui di Puri Kantor Ubud, Minggu (16/11/2025).

Menurutnya, persoalan tidak hanya berhenti pada izin dan koordinasi, juga menyangkut keselamatan. Penataan kabel dan tiang listrik yang semrawut dinilai sangat berisiko, terutama di Bali yang sarat tradisi. Saat hari raya, warga memasang penjor atau ornamen adat di depan rumah, sementara keberadaan tiang rendah dan kabel bertegangan tinggi kerap membahayakan.

Bacaan Lainnya

“Kalau di depan rumah masyarakat itu kabel tegangan tinggi, seyogianya tiangnya dibuat lebih tinggi. Bali sangat kental adat dan budaya. Banyak ornamen keagamaan yang harus dipasang, jangan sampai kabel justru mengancam keselamatan,” bebernya.

Dia mendorong pemerintah dan PLN memperluas program penanaman kabel bawah tanah, seperti yang telah diterapkan di Jalan Raya Ubud. Menurutnya, skema itu tidak hanya meningkatkan keamanan, juga menjaga estetika kawasan wisata.

“Kalau bisa tidak hanya di Ubud, tetapi di seluruh Bali. Keindahan wilayah akan jauh lebih baik jika kabel berada di bawah tanah,” katanya.

Menurutnya, banyak wisatawan mengeluhkan kabel yang tampak semrawut, khususnya di kawasan Monkey Forest Ubud. Kabel bergelantungan yang kerap disentuh atau dimainkan monyet, disebut merusak pemandangan dan menimbulkan kekhawatiran tersengat listrik. Banyak wisatawan takut tersengat listrik, dan ini harus diperhatikan serius oleh pemerintah.

Sebagai legislator, dia memastikan isu tersebut akan dibahas bersama legislatif dan eksekutif untuk mencari solusi konkret. Termasuk penyusunan regulasi yang lebih tegas, agar program penanaman kabel dapat berjalan cepat dan terarah. “Program Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, sudah mengarah ke penanaman kabel, khususnya di kawasan pariwisata. Ini perlu dukungan regulasi yang kuat,” tambahnya.

Asmara berharap momentum keluhan warga dan wisatawan dapat mendorong PLN dan provider melakukan pembenahan menyeluruh demi keamanan, estetika, serta kenyamanan masyarakat maupun pengunjung Bali. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses