DENPASAR – Kepala Badan Kesbangpol Kota Denpasar, AA Ngurah Gede Darma Putra Atmadja, mengungkapkan, Kota Denpasar membangun keharmonisan dengan spirit Vasudhaiva Kutumbakam yang artinya kita semua bersaudara.
Sprit ini adalah visi dan misi dari Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara dan Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, yang menginginkan Denpasar menjadi Kota Kebhinekaan dalam menjaga persatuan Indonesia.
Penegasan itu disampaikan AA Ngurah Gede Darma Putra Atmadja saat menerima kunjungan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jakarta Barat, belum lama ini.
Kunjungan FPK Jakarta Barat diketuai Mohammad Ihsan; didampingi Kepala Badan Kesbangpol Jakarta Barat, diterima, AA Ngurah Gede Darma Putra Atmadja; didampingi Sekretaris, Wayan Rawan; Kepala Bidang Wawasan Kebangsaan, Ida Bagus Andika;.
Dari FPK Kota Denpasar hadir Ketua, I Made Arka; Wakil Sekretaris Ni Luh Putu Swandewi Aeschlimann, dan AA Ngurah Agung Wira Bima Wikrama.
Lebih lanjut AA Ngurah Gede Darma Putra Atmadja mengatakan, deengan spirit Vasudhaiva Kutumbakam yang merupakan bahasa Sansekerta, warga diharapkan bisa saling mengerti dan tolong-menolong. Karena dengan konsep tersebut masyarakat bisa saling menghargai dan tidak terjadi kesalahpahaman.
Mohammad Ihsan, menyampaikan senang bisa berkunjung ke Kota Denpasar. Dalam kunjungan kali ini, dia bersama sekitar 20 ketua peguyuban di antaranya peguyuban dari Betawi, Arab, India, Bali, Kalimantan, Sumatra, dan sebagainya.
Dalam diskusi banyak disampaikan mengenai kebhinnekaan di Indonesia dalam menjaga kerukunan antar-ethnis, ras, suku, dan budaya, khususnya di Bali diketahui budaya dan agama bisa menyatu dalam menjaga keutuhan berbangsa.
Rombongan FPK Jakarta Barat juga memuji cara penyajian materi disampaikan Ketua FPK Kota Denpasar sangat bagus dan terurai dengan jelas serta kegiatan yang dilakukan FPK Kota Denpasar sangat menarik dengan membuat Parade Budaya Nusantara.
Sebaliknya, Ketua FPK Kota Denpasar, Made Arka, juga mengapresiasi FPK Jakarta Barat dalam pengurusan banyak bisa menampung peguyuban yang bergabung di FPK Jakarta Barat dalam bingkai kebhinnekaan.
Diskusi yang berlangsung sekitar dua jam tersebut berlangsung mengalir dengan beberapa komentar mengenai kebhinnekaan dalam menjaga persaudaraan di semua peguyuban.
Pertemuan diakhiri dengan penyerahan cendramata dari masing-masing FPK dan tukar pengalaman dalam menjalankan organisasi vertikal yang dibentuk oleh pemerintah sesuai dengan undang-undang. tra
