BULELENG – Tunggakan pajak kendaraan bermotor (PKB) di wilayah Buleleng terbilang tinggi. Kondisi ini tidak lepas dari dampak situasi Covid-19.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah (PPRD) Provinsi Bali di Buleleng (Samsat Buleleng), terus melakukan upaya untuk menekan tingginya angka tunggakan PKB.
Berdasarkan data yang diperoleh dari UPTD PPRD Provinsi Bali di Buleleng (Samsat Buleleng), total tunggakan PKB mencapai 78 ribu lebih hingga Agustus 2022 dan jika dikalkulasikan sekitar Rp51 miliar lebih. Hingga 20 Agustus 2022, sebesar 37,34 persen atau sekitar 29 ribu lebih dari total tunggakan sudah terealisasi untuk pembayaran PKB.
Kepala UPTD PPRD Provinsi Bali di Buleleng (Samsat Buleleng), Gusti Nyoman Adi Wijaya, mengatakan, tunggakan PKB untuk di Buleleng memang cukup tinggi.
Hanya saja dengan adanya program pemutihan dari April hingga 31 Agustus 2022, pembayaran PKB dari pemilik kendaraan mulai meningkat. “Sejak adanya pemutihan ini cukup tinggi pembayaran pajak,” kata Gusti Adi Wijaya, Sabtu (20/8/2022).
Untuk dapat lebih memaksimalkan pembayaran PKB, sebut Gusti Adi Wijaya, Samsat Buleleng selama ini telah melakukan berbagai upaya, dengan memetakan pelayanan per kecamatan. Selanjutnya, dibentuk Tim Pokja yang bertugas turun ke lapangan melakukan door to door ke setiap penunggak PKB.
“Upaya terus kami lakukan. Kami juga ada Samsat Kerti, drive thru dan razia gabungan. Masyarakat sangat antusias. Kami juga adakan kerja sama dengan Bumdes dan LPD untuk hal pembayaran pajak (PKB). Ini upaya kami memudahkan masyarakat untuk bayar pajak,” ujarnya.
Menurut Gusti Adi Wijaya, target PAD bersumber dari PKB sebesar Rp96 miliar lebih. Untuk itu Samsat Buleleng akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya pemilik kendaraan untuk taat membayar PKB. Meski begitu diakui juga, situasi pandemi juga menjadi kendala masyarakat taat membayar PKB.
“Target realisasi kami sampai akhir tahun dari 78 ribu tunggakan itu, ya sekitar 60 persen terealisasikan, karena masih situasi Covid-19. Tapi dengan sudah mereda, masyarakat sudah kembali antusias. Sebab, uang dari PKB ini kembali lagi ke masyarakat untuk pembangunan di Bali,” pungkas Gusti Adi Wijaya. rik