POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Tukad Magendra di Kelurahan Penatih, Denpasar, yang dulu terabaikan kini bangkit dengan wajah baru: alami, penuh batu-batu besar, sekaligus tetap menjaga kesucian dan kearifan lokal Bali. Penataan berhasil mengubah kawasan terpinggirkan menjadi lingkungan yang bersih, indah, dan berprestasi.
Pada 2025, Tukad Magendra dinobatkan sebagai juara 1 Lomba Sungai Bersih Kota Denpasar dan menjadi lokasi Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tingkat kecamatan. Tukad Magendra juga dijadikan Program Sekolah Sungai 2025 oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar.
Meski telah ditata, warga tetap menjaga unsur sakral sungai. Setiap enam bulan, saat Hari Raya Saraswati, krama adat Tembau rutin melakukan penyucian dan merawat pelinggih di area Sungai ini. Artinya, penataan yang dilakukan tidak hanya sekadar estetika, tapi juga tetap menjaga harmoni sekala dan niskala.
Keunikan Tukad Magendra terletak pada batu-batu besar alami yang jarang ditemukan di sungai perkotaan Denpasar. Sungai ini masih seperti sungai zaman dulu, alami dengan bebatuan besar. Inilah yang membuat Tukad Magendra berbeda dari sungai lain.
Daya pikat Tukad Magendra yang begitu kuat, kini diangkat dalam bentuk Rancangan Aksi Perubahan sebagai bagian dari pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Tahun 2025 yang diikuti Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Kebersihan Kelurahan Penatih, I Made Larayasa, S.Sos., sekaligus merupakan wujud komitmen dan tanggung jawab jabatan pengawas dalam memberikan pelayanan publik yang inovatif, berdampak, dan berkelanjutan di lingkungan kerja.
Inovasi Tamasri (Tata Kelola Sungai Asri dan Lestari) hadir sebagai respon atas belum optimalnya fungsi kawasan sungai di Kelurahan Penatih, yang selama ini hanya dimanfaatkan dalam konteks kebersihan fisik tanpa penguatan nilai edukatif, sosial, dan pemberdayaan. Melalui program ini, kawasan sungai ditransformasi menjadi ruang edukasi lingkungan, wahana rekreasi komunitas, sekaligus model pelayanan publik berbasis partisipatif dan operasional.
Sebagai pejabat pengawas yang membidangi urusan ketertiban umum dan kebersihan, Larayasa berada dalam posisi strategis untuk memimpin langsung implementasi program di lapangan, berkoordinasi dengan kepala lingkungan, warga, sekolah, serta OPD teknis. Inovasi ini dilaksanakan melalui tahapan terencana, didukung analisis masalah yang sistematis, perencanaan sumber daya yang realistis, dan strategi kolaboratif yang adaptif.
‘’Dari RAP ini diharapkan tidak hanya menjadi dokumen formal, tetapi menjadi pedoman kerja nyata dalam mewujudkan kawasan sungai yang bersih, asri, dan lestari, sekaligus menjadi ruang belajar, ruang hidup, dan ruang tumbuh bersama masyarakat,’’ ujar Larayasa.
Ia menyebut ada tiga tujuan aksi perubahan ini. Tujuan jangka pendek (2 bulan), meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai melalui kegiatan gotong royong dan kampanye edukatif. Tujuan jangka menengah (6–9 bulan), mewujudkan kawasan sungai sebagai ruang edukasi lingkungan dan rekreasi warga melalui pembentukan media edukatif dan pelibatan sekolah-sekolah.
‘’Ketiga, tujuan jangka panjang (1–2 tahun), menjadikan kawasan sungai sebagai branding inovasi pelayanan publik Kelurahan Penatih “Tamasri” dengan fungsi sebagai role model sungai bersih, ruang edukatif, destinasi rekreasi, dan wisata lokal yang Lestari,’’ ujar Larayasa.
Ke depan, Tamasri diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain, diintegrasikan dalam sistem pelayanan kelurahan, dan menjadi inspirasi perubahan di lingkup Pemerintah Kota Denpasar. Dengan semangat kolaborasi, inovasi ini menjadi bagian dari upaya kecil namun bermakna dalam mendukung visi kota berbudaya, ramah lingkungan, dan berdaya saing. ‘’Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Tamasri adalah langkah nyata menuju Bali yang lebih bersih dan berkelanjutan,’’ serunya.
Lurah Penatih, I Wayan Murda, memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap rancangan aksi perubahan yang digagas oleh Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Kebersihan Kelurahan Penatih, I Made Larayasa, yang sedang mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas. Murda menyebut bahwa rancangan aksi perubahan yang digagas oleh pejabat peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas tersebut mampu memberikan perubahan di Kelurahan Penatih ke arah yang lebih baik.
“Sebagai mentor sekaligus pimpinan tentu kami mendukung penuh rancangan aksi perubahan tersebut, karena menjadi hal yang dapat membawa marwah organisasi menjadi lebih baik,” ungkap Murda.
“Kami berharap seluruh rancangan aksi perubahan tersebut dapat berjalan dan dimplementasikan dengan baik, sehingga benar-benar memberikan dampak positif bagi Kelurahan Penatih,” tambah Murda. tra