SEAMEO CECCEP Proaktif Kaji-Lawan Bias Tersembunyi dalam PAUD

SEAMEO CECCEP mengadakan Studi Eksplorasi Bias dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Lingkungan Sekolah: Inclusion, Diversity, Equality dan Accessibility (IDEA) di TK SK Kota Denpasar, Selasa (23/9/2025). Foto: ist
SEAMEO CECCEP mengadakan Studi Eksplorasi Bias dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Lingkungan Sekolah: Inclusion, Diversity, Equality dan Accessibility (IDEA) di TK SK Kota Denpasar, Selasa (23/9/2025). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Early Childhood Care and Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) sebagai pusat penelitian dan pengembangan, peningkatan kapasitas, advokasi dan kerja sama di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Parenting mengadakan Studi Eksplorasi Bias dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Lingkungan Sekolah: Inclusion, Diversity, Equality dan Accessibility (IDEA) di TK SK Kota Denpasar, Selasa (23/9/2025). Tim SEAMEO CECCEP terdiri dari Irfan Ansori, Mutiara Amanah, Ridha Marissa El Siera, dan Enden Nursaidah diterima Plt. Kepala TK SK Kota Denpasar, Ni Wayan Budiasih.

Studi Eksplorasi ini merupakan bagian dari kajian dan penelitian mengenai Anti Bias Education dan SEAMЕО СЕССЕP bermaksud melakukan pengambilan data melalui observasi di kelas dan wawancara kepala sekolah, guru, serta orang tua.

Bacaan Lainnya

‘’Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui gambaran nyata tentang pemahaman, sikap dan praktik guru, serta pandangan orang tua tentang keberagaman, kesetaraan dan aksesibilitas untuk mencapai lingkungan sekolah yang inklusif menggunakan lensa anti bias, sehingga dapat diidentifikasi bias-bias apa saja yang terjadi pada lingkungan PAUD,’’ ujar Mutiara Amanah menerangkan.

Ia mengungkapkan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan fase penting yang menentukan arah perkembangan kognitif, sosial-emosional, dan karakter anak. Investasi pada PAUD terbukti memberikan dampak jangka panjang terhadap kesiapan sekolah, pengurangan kesenjangan sosial, serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam konteks Indonesia, penguatan PAUD menjadi prioritas nasional yang tercermin dalam RPJMN 2025–2029 dan Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025–2029, termasuk kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun serta program peningkatan mutu, akses, dan infrastruktur layanan PAUD.

‘’Sejalan dengan kerangka global UNESCO dan OECD, penerapan InclusivityDiversityEquityand Accessibility (IDEA) di PAUD sangat penting. Konsep ini menekankan bahwa setiap anak, tanpa memandang gender, ras/etnis, status sosial-ekonomi, atau disabilitas, berhak atas lingkungan belajar yang adil, setara, dan ramah. Namun, implementasi IDEA di lapangan seringkali menghadapi tantangan berupa bias-bias tersembunyi (implicit biases). Bias ini dapat muncul dalam praktik pengajaran, kebijakan sekolah, maupun interaksi sosial,’’ katanya.

Ia menguraikan, bias-bias tersembunyi itu seperti perbedaan perlakuan guru terhadap anak laki-laki dan Perempuan, stereotip berbasis ras, bahasa, atau budaya tertentu, diskriminasi halus terhadap anak dari keluarga berstatus sosial-ekonomi rendah, serta kurangnya dukungan terhadap anak berkebutuhan khusus.

‘’Situasi ini menunjukkan perlunya studi eksplorasi untuk memetakan potensi bias dan memahami bagaimana guru, kepala sekolah, orang tua, dan warga sekolah menerapkan nilai-nilai inklusif,’’ ujarnya.

‘’Melalui penelitian ini, SEAMEO CECCEP diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan dan praktik pendidikan anti-bias yang mendukung terciptanya lingkungan belajar PAUD yang inklusif, menghargai keberagaman, dan mengurangi ketidakadilan sosial,’’ sambungnya memungkasi. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses