Porsenijar PGRI 2025 Jadi Ajang “Metemu Wirasa” dan Kreativitas Guru

ASISTEN Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra, foto bersama usai membuka Pekan Olahraga, Seni, dan Pembelajaran (Porsenijar) PGRI Bali 2025, di aula Kampus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Jumat (3/10/2025). Foto: tra
ASISTEN Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra, foto bersama usai membuka Pekan Olahraga, Seni, dan Pembelajaran (Porsenijar) PGRI Bali 2025, di aula Kampus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Jumat (3/10/2025). Foto: tra

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menjadi garda terdepan dalam perjuangan pendidikan, memperjuangkan hak-hak guru, sekaligus menjaga marwah profesi pendidik di Tanah Air.

Di Bali, PGRI telah memberi warna tersendiri bagi pembangunan sumber daya manusia. Guru-guru tidak hanya mengajar ilmu, tetapi juga menanamkan nilai budaya, kearifan lokal, dan spiritualitas yang menjadi jati diri Bali.  

Bacaan Lainnya

Hal itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra, saat membuka Pekan Olahraga, Seni, dan Pembelajaran (Porsenijar) PGRI Bali 2025, di aula Kampus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Jumat (3/10/2025).

Mahendra Putra menyampaikan, Porsenijar bukan sekadar ajang perlombaan olahraga, seni, dan pembelajaran. Lebih dari itu, kegiatan ini merupakan wahana untuk membangun kebersamaan di antara guru se-Bali, mempererat ikatan persaudaraan di tengah keberagaman.

Di samping itu, sebagai wahana menyalurkan bakat dan kreativitas, sehingga guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi melalui karya seni dan semangat sportivitas. Sekaligus menguatkan budaya belajar sepanjang hayat, karena guru sejati adalah mereka yang tak pernah berhenti belajar.

‘’Melalui olahraga, kita belajar sportivitas, kerja sama, dan disiplin. Melalui seni, kita menjaga kehalusan budi, memperkaya imajinasi, sekaligus melestarikan budaya adiluhung Bali. Melalui pembelajaran, kita meneguhkan sebagai insan pendidik yang terus beradaptasi dengan perkembangan zaman,’’ ungkapnya.

Ia yakin, guru yang sehat jasmani, kaya kreativitas seni, dan gemar belajar akan menjadi teladan nyata bagi para murid. Dunia kini berubah dengan cepat. Digitalisasi, kecerdasan buatan, hingga globalisasi membawa tantangan besar bagi dunia pendidikan.

‘’Murid-murid kita, generasi Z dan Alpha, lahir di tengah teknologi yang serba cepat. Mereka memerlukan pendekatan pembelajaran yang kreatif, kolaboratif, dan kontekstual,’’ ujarnya mengingatkan.

Dalam situasi ini, lanjut Mahendra Putra, guru memiliki peran yang semakin penting. Guru tidak cukup hanya sebagai pengajar, tetapi juga fasilitator, motivator, dan inspirator. ‘’Guru harus bisa menuntun murid agar tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh, berkarakter, dan berbudaya,’’ serunya.

Mahendra Putra mengajak para guru memaknai Porsenijar PGRI ini sebagai ajang menang bersama. Menang bukan hanya soal piala dan medali, melainkan kebersamaan, semangat positif, dan inspirasi yang dibawa pulang ke sekolah masing-masing.

Ketua PGRI Bali, I Gusti Ngurah Eddy Mulya, menyampaikan bahwa Porsenijar yang dilaksanakan bukan hanya menjadi ajang metemu wirasa, silaturahmi, tetapi juga menjadi wadah menyalurkan minat dan kreativitas para guru dalam bidang olahraga, seni, dan pembelajaran. Melalui kegiatan ini para guru dapat menunjukkan keteladanan bagi siswa, menjunjung tinggi sportivitas, menjalin kebersamaan, dan menjadikan ajang ini sebagai ruang belajar bersama, serta terus berinovasi dalam pembelajaran di sekolah.

‘’Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perwujudan semangat kebersamaan, kreativitas, dan dedikasi para guru di Pulau Dewata,’’ ujarnya.

Ketua Panitia I Made Cikera, S.Pd., M.Pd., dalam kesempatan itu menyebutkan, Porsenijar PGRI Bali 2025 berlangsung dua hari, yakni pada Jumat dan Sabtu (3-4/10/2025).  Porsenijar mengambil tema “Mewujudkan Guru Sehat, Kreatif, Sportif, Profesional, dan Berbudaya Menuju Indonesia Maju”, diikuti perwakilan guru dari kabupaten/kota se-Bali.

Terdapat tiga cabang lomba yang dipertandingkan, yakni olahraga, seni, dan pembelajaran. Untuk cabang olahraga dipertandingkan bulutangkis, tenis meja, dan catur. Pada cabang seni meliputi lomba menyanyi solo, paduan suara, dan tari tunggal. Sedangkan untuk video pembelajaran terdiri dari video konten kreatif dan kreativitas pembelajaran mendalam. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses