POSMERDEKA.COM, BANGLI – Krama Desa Adat Batur memutuskan palebon Palinggih Dane Jero Gede Batur Kawanan (Alitan) dilaksanakan pada Jumat (24/1/2025). Upacara palebon dirangkaikan dengan upacara maligia yang puncaknya tiba pada Selasa (4/2/2025) nanti.
Keputusan tersebut diputuskan melalui Paruman Desa Adat Batur di Genah Kasinoman Desa Adat Batur/Pura Ulun Danu Batur, Rabu (8/1/2025) lalu. Paruman dihadiri unsur Karaman Setimahan (Dane Sareng Nem, Jero Mangku, Jero Kraman/Balirama, dan Jero Patinggi) Desa Adat Batur, serta perwakilan keluarga Jero Gede Alitan.
Jero Penyarikan Duuran Batur mewakili Jero Gede Batur Duhuran yang didampingi Kasinoman Desa Adat Batur, Guru Wayan Karda, menjelaskan, rangkaian upacara palebon dimulai pada Kamis (9/1/2025) dengan proses Netegang Karya. Rincian upacara pada hari tersebut adalah netegang, nanceb rompok, ngawit ngrancang bade, dan melaksanakan piuning upacara.
Selanjutnya pada Selasa (14/1/2025) yang bertepatan dengan Purnama Kapitu, dilaksanakan upacara ngulapin, ngening, nunas tirta, dan nyiramang layon. Empat hari setelah itu, yakni pada 18 Januari, dilaksanakan upacara ngadegang tetukon. “Pada 21 Januari dilaksanakan upacara munggah palebon, ngaskara, dan metik. Kemudian pada 23 Januari dilaksanakan upacara meras dan ngentos panglilitan,” terangnya.
Adapun puncak upacara palebon dilaksanakan pada Jumat (24/1/2025) nanti. Rangkaian puncak upacara dimulai dengan prosesi mlaspas bade, tedun layon, dan ngeseng layon. Pada hari itu, bade akan diarak dari Jaba Pura Ulun Danu Batur menuju Tunon (Genah Pangesengan Jero Gede Batur) yang jaraknya sekitar 1,5 km.
Penggunaan pamereman berupa bade tumpang sembilan dengan patulangan kaang, ulasnya, merupakan salah satu keistimewaan Jero Gede Batur Alitan sebagai Pangemong Pura Ulun Danu Batur sekaligus merangkap Dalem Sesanglingan. Konon, penggunaan bade tersebut merupakan anugerah Dalem (Raja Bali) sejak era Dalem Waturenggong dan Jero Gede Batur pertama.
Setelah puncak palebon, sambungnya, masyarakat akan melaksanakan pacaruan miwah paisuh-isuh desa pada 25 Januari. Rangkaian upacaranya terdiri dari macaru di kahyangan (Pura Ulun Danu Batur), nyepuh Sang Maraga Desa (pembersihan bagi prajuru), serta maisuh-isuh di kahyangan (Pura-pura Pangideran Ulun Danu Batur).
Lima hari setelah itu dilanjutkan netegang upacara maligia yang terdiri atas netegang, ngingsah, mapangalang, dan ngadegang sunari. Pada 1 Februari dilanjutkan dengan pepada wewalungan untuk piranti caru balik sumpah. Pada 2 Februari dilaksanakan upacara caru balik sumpah di Tegal Suci (genah maligia), mlaspas wewangunan, nunas don bingin, dan ngajum puspalingga.
Pada 3 Februari dilaksanakan upacara ngadegang miwah mendak puspalingga ring Pura Jati, pepada agung, dan mamineh. “Puncak upacara maligia dilakukan 4 Februari dengan rangkaian upacara tedun puspalingga, murwa daksina, ngirag, dan nganyut,” ungkapnya.
Pada 7 Februari atau tiga hari setelah puncak upacara, dijalankan prosesi mendak nuntun dan nglinggihang Bhatara Hyang. Palinggih Dane Jero Gede Batur Alitan sampun maraga Bhatara Hyang yang akan distanakan di Palinggih Bhatara Hyang di Merajan Agung Bukitan-Bukutan. Setelah malinggih, upacara akan diakhiri dengan bakti sidakarya tiga hari setelahnya, yakni pada 10 Februari.
Selama proses palebon ini, dia membuka kesempatan bagi masyarakat dan umat untuk ngayah menyokong pelaksanaan upacara. Baik berupa tenaga, kesenian, maupun yang lain. Masyarakat yang hendak ngayah dapat menghubungi Kasinoman Desa Adat Batur/Pura Ulun Danu Batur di nomor telepon Pura Ulun Danu Batur (0366) 51477.
“Kami mohon maklum selama pelaksanaan upacara, jalan Batur-Kintamani, khususnya dari pertigaan Batur-Payangan sampai pertigaan Batur-Gunung Kunyit, akan ramai dan mungkin akan ditutup dalam upacara-upacara penting. Kami juga mohon doa seluruh masyarakat agar upacara berjalan lancar,” tutupnya. gia