Kasek-Guru Se-Denut Ramai-ramai Bersihkan Sekolah Terdampak Banjir

PARA kepala sekolah dan guru SD se-Denut turun beramai-ramai bergotong royong membersihkan areal SDN 10 Peguyangan dari endapan lumpur akibat banjir, Rabu (17/9/2025). Foto: ist
PARA kepala sekolah dan guru SD se-Denut turun beramai-ramai bergotong royong membersihkan areal SDN 10 Peguyangan dari endapan lumpur akibat banjir, Rabu (17/9/2025). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Banjir yang melanda wilayah Kota Denpasar, pekan lalu, membuat puluhan sekolah di Denpasar, terendam. Salah satu sekolah yang terdampak banjir paling parah di wilayah Denpasar Utara (Denut) adalah SDN 10 Peguyangan.

Pada Rabu (17/9/2025), para kepala sekolah (Kasek) dan guru-guru SD se-Denut turun beramai-ramai bergotong royong membersihkan areal SDN 10 Peguyangan dari endapan lumpur akibat banjir. Aksi gotong royong dipimpin Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Denut, I Made Astawa. Turut dalam aksi gotong royong itu Kabid Pembinaan SD Disdikpora Kota Denpasar, I Nyoman Suriawan.

Bacaan Lainnya

Astawa mengatakan, sekolah yang menjadi prioritas untuk dibersihkan merupakan sekolah yang paling parah menyisakan lumpur akibat dari rendaman banjir. Dalam melakukan pembersihan, dibantu oleh guru dan siswa SDN 10 Peguyangan, agar lingkungan sekolah bisa kembali bersih.

“Hari ini kita fokuskan di SDN 10 Peguyangan karena sekolah ini paling parah terendam banjir sehingga menyisakan banyak lumpur,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Pembinaan SD Disdikpora Kota Denpasar, I Nyoman Suriawan, mengapresiasi langkah kepala sekolah dan guru di Kecamatan Denpasar Utara dalam membantu sekolah terdampak bencana banjir. Aksi kemanusiaan ini bukan hanya sekadar upaya membersihkan sekolah, tetapi juga mencerminkan nilai gotong royong.

Ia mengatakan, saat banjir pada Rabu, 10 September lalu, air menggenangi seluruh ruang kelas setinggi kurang lebih 1 meter mengakibatkan banyak sarana prasarana sekolah hanyut terbawa banjir dan mengalami kerusakan. Tembok pembatas sekolah dengan sungai jebol. Ruang kelas mengalami kebocoran.

Lebih lanjut Suriawan mengatakan, dalam situasi pascabanjir seperti ini, peran siswa dan guru sangatlah penting dalam proses pemulihan dan rekonstruksi sekolah. Selain membantu dalam membersihkan sisa-sisa banjir, siswa juga perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dan tata kelola sumber daya alam yang berkelanjutan.

‘’Guru juga harus memberikan dukungan mental dan emosional kepada siswa agar dapat pulih dari dampak psikologis yang mungkin timbul akibat bencana alam yang mereka alami,’’ pungkasnya. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

2 Komentar