Buka Lapangan Kerja Baru, Ceruk Pertapaan dan Candi Tebing Kelebutan Ditata

KETUT Rata (tengah) didampingi Ketua DPRD Gianyar, I Wayan Tagel Winarta, dan Kelian Banjar Tatiapi Kelod melihat candi Tebing Kelebuatan. Foto: adi
KETUT Rata (tengah) didampingi Ketua DPRD Gianyar, I Wayan Tagel Winarta, dan Kelian Banjar Tatiapi Kelod melihat candi Tebing Kelebuatan. Foto: adi

GIANYAR – Tidak banyak yang tahu di Banjar Tatiapi Kelod, Desa Pejeng Kawan, Tampaksiring terdapat peninggalan purbakala berupa ceruk pertapaan dan Candi Tebing Kelebutan. Peninggalan purbakala itu akan dikembangkan menjadi objek wisata. Hal itu dikatakan salah satu tokoh masyarakat, I Ketut Rata, Minggu (30/1/2022).

Lebih jauh diutarakan, sebagai salah satu bentuk dukungan menjadikan situs itu sebagai objek wisata dengan memberi bantuan bale bengong. “Saya akan dorong generasi muda atau kaum milenial Tatiapi Kelod untuk mengembangkan, sehingga ceruk pertapaan dan Candi Tebing Kelebutan menjadi tempat wisata yang menarik,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, selain candi, di sekitar areal tersebut juga terdapat beberapa tempat pertapaan tua yang berdindingkan tebing. Suasana sakral dan magis sangat terasa di areal tempat pertapaan tersebut. Candi ini ditemukan tahun 1905 oleh Stutterheim. Namun, beberapa tahun setelah ditemukan, relief candi ini kembali tertutup oleh semak-semak yang tumbuh di sekitarnya.

Baru pada tahun 1951 ditemukan kembali oleh Krijgsman yang bertugas di Bali sebagai karyawan Dinas Purbakala. Candi Tebing Kelebutan memiliki tinggi sekitar 3,5 meter dan lebar 1,75 meter.

Untuk bisa menjadi objek wisata yang menarik, urainya, perlu penataan lingkungan di sekitar ceruk pertapaan dan Candi Tebing Kelebutan. Sebagai tokoh masyarakat, dia mendorong kaum milenial setempat untuk melakukan penataan. Dia pun mendaku generasi muda menyambut dengan sangat antusias, dan nanti bisa dijadikan objek pariwisata yang menarik.

Menurutnya, dengan menjadi obyek wisata, maka akan terbuka lapangan kerja baru. “Kalau bisa diwujudkan, maka akan membuka lapangan kerja baru, sehingga, mereka memiliki mata pencarian tetap. Semoga Covid-19 cepat berlalu, sehingga pariwisata Bali bisa bangkit,” ulas Wakil Ketua PAC PDIP Tampaksiring ini.

Setelah penataan lingkungan, dia mendorong kaum milenial di banjarnya membentuk komunitas pramuwisata objek wisata ceruk pertapaan dan Candi Tebing Kelebutan. Komunitas tersebut akan diberi pelatihan-pelatihan, sehingga menjadi tenaga yang terlatih dan terampil. Di samping itu, dia juga berkoordinasi dengan Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Bali, NTB dan NTT. “Mudah-mudahan Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Bali, NTB dan NTT segera melakukan kajian,” jelasnya.

Selain itu dia akan koordinasi dengan Dinas Pariwisata Gianyar untuk bisa membantu penataan kawasan, sehingga menjadi objek wisata yang layak dikunjungi. “Kami juga harap Dinas Pariwisata membantu memberi pelatihan kepada komunitas guide (pramuwisata) lokal yang akan kami bentuk, agar mereka menjadi guide terampil,” tandasnya.

Kelian Adat Banjar Tatiapi Kelod, AA Gede Mayun Astawa, mendukung penataan tersebut. “Kalau itu bisa menjadi objek wisata, akan memberi pemasukan untuk desa,” sebutnya.

Karena itu, dia mengajak seluruh warga, terutama generasi muda, untuk ikut bersama sama menata kawasan itu. “Penataan perlu mendapat dukungan semua pihak,” tegasnya. 

Ketua DPRD Gianyar, I Wayan Tagel Winarta, juga sangat mendukung dua situs itu jadi objek wisata. Kawasan di sekitarnya perlu dibersihkan, sehingga benar-benar siap menjadi objek wisata. “Perlu penataan agar memiliki daya tarik sendiri,” sarannya. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses