Ketua YPLP PGRI Bali, Made Suada Meninggal

I Made Suada (alm)
I Made Suada (alm)

DENPASAR – Jajaran guru dan persekolahan PGRI di Bali, berduka cita. Ketua Pengurus Perwakilan YPLP PGRI Bali yang kini masih aktif sebagai Ketua Badan Pelaksana Harian SMP PGRI 3 Denpasar, Dr. I Made Suada, M.M., M.Si., meninggal dalam usia 73 tahun, pada Minggu (5/2/2023).

Cucu almarhum, Rama Gerald Jade, Senin (6/2/2023) menjelaskan, almarhum meninggal karena didiagnosis penyakit paru dan permasalahan di perut. Terakhir almarhum sempat melaksanakan persembahyangan bersama siswa, guru dan pegawai di sekolah saat perayaan Siwaratri lalu, dan memimpin rapat koordinasi bersama para guru. Kondisi almarhum saat itu masih fit.

Bacaan Lainnya

Namun sejak Minggu (22/1/2023) kondisi almarhum menurun dan sejak saat itu menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Pekan lalu sempat menjalani operasi di perut, namun kondisi kesehatan almarhum terus menurun. Sampai akhirnya almarhum menghembuskan napas terakhir pada Minggu (5/2/2023) sekira pukul 09.30 Wita.

Kini jenazah almarhum sudah disemayamkan di kediaman almarhum di Banjar Munduk Juwet, Desa Pakraman Pesagi, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Upacara pitra yadnya (pengabenan) almarhum akan dilaksanakan pada Jumat (10/2/2023). Rangkaian upacara diawali dengan ngeringkes pada Kamis (9/2/2023).

Made Suada di kalangan persekolahan PGRI Bali dikenal sebagai sosok pekerja keras. Ketua YPLP PGRI Kota Denpasar, Drs. I Nengah Madiadnyana, M.M., mengaku kehilangan sosok panutan pengurus yang suka ngayah dan suka bekerja keras. Selain sibuk mengurus guru dan YPLP PGRI Bali, almarhum juga sukses menghantarkan SMP PGRI 3 Denpasar mencapai puncak prestasi.

Prestasi teranyar, almarhum bersama Kepala SMP PGRI 3 Denpasar, Ni Made Chandra Widayanti, S.Pd., sukses mengantarkan Spiga sebutan keren SMP PGRI 3 Denpasar ditetapkan menjadi satu-satunya satuan pendidikan di Tanah Air, penerima Anugerah Revolusi Mental (ARM) Tahun 2022 dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Saat itu, almarhum bersama Chandra Widayanti, menerima langsung penganugerahan yang diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin, serta Menko PMK Muhadjir Effendy dan para Koordinator Program Gerakan (KPG), dari Kementerian PAN RB, Kemenko Marves, Kemenko Polhukam, Kemenko Perekonomian, dan Kemendagri di Hotel Borobudur Jakarta.

SMP PGRI 3 Denpasar juga dikenal sebagai pelopor ‘Zero Plastic Program’ serta menelorkan berbagai kegiatan meniadakan sampah plastik dan melestarikan lingkungan. Keberhasilan Made Suada mengatasi sampah plastik memperoleh pengakuan dari berbagai pihak, salah satunya Tim Kerja Nasional (TKN) Pengurangan Sampah Laut (PSL) Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. SMP PGRI 3 Denpasar juga menjadi pilot project perwakilan sekolah pada program The Ban Big Five oleh DKLH dan PPLH Provinsi Bali.

Almarhum juga senantiasa menyemangati guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran sentral sebagai aktor penggerak revolusi mental untuk mengubah karakter yang fixed mindset ke growth mindset atau cara pikir yang adaptif terhadap segala perubahan yang akan dihadapi. Pesan almarhum, guru harus jadi pelopor, guru harus jadi contoh, teladan, dan kita semua berusaha berjalan ke arah sama, yakni mencapai Indonesia Emas 2045. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses