POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Rencana Pemkab Gianyar menjadikan kawasan seluas sekitar 7 hektar, termasuk areal kantor Bupati Gianyar dan SMPN 1 Gianyar, sebagai hutan kota, kembali menuai sorotan. Yang kontras, di tengah rencana relokasi sekolah tersebut, justru sedang dibangun ruang kelas di SMPN 1 Gianyar dengan anggaran hampir Rp 450 juta.
Dari informasi yang diterima, Selasa (14/10/2025), proyek pembangunan ruang kelas itu bersumber dari APBD Gianyar 2025 senilai Rp449.989.940. Pembangunan ditarget rampung dalam waktu tiga bulan. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya, mengingat Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, beberapa kali menyampaikan rencana pemindahan SMPN 1 Gianyar ke lokasi baru yang lebih representatif di wilayah Bakbakan.
Salah satu orangtua siswa, Dewa Agung Ariawan, mengaku heran dengan proyek tersebut. “Kami tidak menolak pembangunan, tapi kalau sekolah mau dipindah, kenapa harus keluar biaya besar lagi untuk bangun rombel?” ujarnya, Selasa (14/10/2025).
Di kesempatan terpisah, Bupati Mahayastra saat menghadiri Musda Partai Golkar, Senin (13/10/2025) menegaskan, setelah pembangunan pusat pemerintahan (Puspem) rampung, seluruh kantor di kompleks lama, termasuk SMPN 1 Gianyar, akan digusur. “Lahan seluas 7 hektar itu akan dijadikan hutan kota, sebagai jantung Kota Gianyar,” ujarnya.
Sekda Gianyar, I Gusti Bagus Adi Widhya Utama, menyatakan rencana relokasi sekolah sudah pasti. Namun, pembangunan ruang kelas saat ini dinilai mendesak untuk menunjang efektivitas belajar, sebelum perpindahan pada akhir 2027.
“Saat ini jumlah siswa per kelas mencapai 42 orang, melebihi batas maksimal 32 siswa. Jadi pembangunan ruang kelas ini sangat dibutuhkan agar kegiatan belajar lebih efektif,” jelasnya.
Dia menambahkan, penggunaan anggaran APBD mengacu pada prinsip tata kelola yang baik—efektif, efisien, dan ekonomis. “Dari sisi efektivitas, pembangunan ruang kelas ini tetap diperlukan untuk menjaga kualitas pendidikan, sampai sekolah benar-benar pindah ke gedung baru,” tandasnya. adi