Puskeswan Gianyar Ingatkan Pengelolaan Limbah Pemotongan Babi

PUSKESWAN Gianyar mengingatkan masyarakat dan pelaku usaha pemotongan babi, agar memperhatikan pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Foto: ist
PUSKESWAN Gianyar mengingatkan masyarakat dan pelaku usaha pemotongan babi, agar memperhatikan pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, aktivitas pemotongan babi di berbagai wilayah di Bali meningkat signifikan. Kondisi ini dinilai berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan jika limbah hasil pemotongan tidak dikelola dengan baik.

Kepala UPTD Puskeswan III Gianyar, drh. I Nyoman Arya Dharma, Kamis (13/11/2025), mengingatkan masyarakat dan pelaku usaha pemotongan babi, agar memperhatikan pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Menurut Arya, peningkatan pemotongan babi menjelang hari raya kerap tidak diimbangi dengan sistem pengelolaan limbah yang memadai. Limbah organik seperti darah, isi perut, dan sisa daging yang dibuang sembarangan dapat meningkatkan kadar amonia dan bahan organik di lingkungan sekitar.

Bacaan Lainnya

“Kondisi ini bisa memicu pertumbuhan bakteri patogen seperti Escherichia coli, Salmonella spp, dan Staphylococcus aureus, serta parasit seperti Taenia solium dan Trichuris suis yang berbahaya bagi kesehatan,” ujarnya.

Hasil kajian UPTD Puskeswan III Gianyar menunjukkan, pembuangan limbah secara terbuka dapat menurunkan kualitas air tanah dan menyebabkan bau tidak sedap akibat meningkatnya Biological Oxygen Demand (BOD). Selain mencemari air dan tanah, limbah padat yang menumpuk juga dapat menarik serangga serta hewan liar pembawa penyakit.

Lebih lanjut dijelaskan, masyarakat yang menggunakan air dari sumber terkontaminasi berisiko tinggi mengalami infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, hingga gangguan pernapasan akibat paparan gas hasil pembusukan. “Selain faktor estetika dan bau, dampaknya bisa langsung dirasakan terhadap kesehatan masyarakat,” terangnya.

Dia menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat dan pelaku pemotongan babi, untuk menerapkan sistem pengelolaan limbah yang benar. Salah satu solusi yang disarankan adalah penggunaan biofilter atau biogas digester guna mengolah limbah organik agar lebih ramah lingkungan.

“Kami berharap masyarakat lebih sadar terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Galungan dan Kuningan adalah momen suci, jangan sampai tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan,” pungkasnya. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses