DENPASAR – FraksiPartai Golkar DPRD Bali memilih sikap berbeda dengan koleganya dari partai lain terkait rapid test, Selasa (31/3/2020). Delapan anggota fraksi kompak tak ikut tes tersebut, meski tes diadakan atas permintaan Nyoman Adi Wiryatama selaku Ketua DPRD. Menurut Ketua Fraksi Partai Golkar, I Wayan Rawan Atmaja, tes itu seharusnya diprioritaskan untuk kelompok masyarakat berisiko terpapar Covid-19. Apalagi jumlah alat rapid test masih terbatas di Bali. “Saya dan teman-teman Fraksi Golkar mengutamakan masyarakat yang memerlukan, karena tes ini masih terbatas. Yang ODP/PDP masih perlu penanganan utama,” tegasnya.
Dia bilang anggota fraksinya akan ikut tes itu jika kelompok masyarakat yang diprioritaskan sudah memperoleh tes serupa. Apalagi kondisi mereka sejauh ini masih sehat, dan menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing. Meski sikap partainya beda sendiri, Rawan menepis penilaian bahwa hal itu sekadar untuk mencari panggung politik, agar mendapat simpati publik. “Kami tidak cari panggung, hanya kondisi kami masih sehat-sehat saja dan disiplin karantina mandiri,” serunya.
Ketua DPD Partai Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry, menambahkan, sikap fraksi sejalan dengan sikap partai. Saat rapid test berlangsung, dia ke RSU Sanglah untuk menyerahkan bantuan alat sterilisasi, APD dan cairan pembersih tangan. Agenda lainnya adalah memasang alat cuci tangan di depan kantor DPD Partai Golkar Bali. Kata dia, rapid test diprioritaskan untuk orang yang terindikasi terpapar Covid-19, orang yang datang dari luar negeri dan atau dari negara terpapar, petugas pelayanan (medis dan paramedis), dan petugas lainnya yang bersentuhan langsung.
Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengatakan, rapid test diprioritaskan untuk kelompok masyarakat yang beresiko. Anggota DPRD Bali tidak termasuk dalam kelompok masyarakat yang diprioritaskan untuk rapid test. bro