DENPASAR – Wabah Covid-19 menghadirkan sejumlah perubahan bagi aparat kepolisian di Bali. Jika sebelumnya tersiar kabar polisi akan menggelar satu operasi, citra yang terlintas di benak masyarakat adalah korps Bhayangkara niscaya mengerahkan kekuatan untuk upaya penegakan hukum. Sekurang-kurangnya polisi akan banyak turun ke jalan untuk menindak para pelanggar hukum. Kini, realitanya ada sedikit pergeseran.
Satgas Operasi Keselamatan Agung 2020, begitu nama resmi operasinya, memang bertujuan utama mengimbau masyarakat agar selalu menaati peraturan lalu lintas. Pun selalu mengutamakan keselamatan dalam berkendara di jalan. Tetapi, karena negeri sedang bersedih didera virus Corona, operasi tersebut juga rasa aksi kemanusiaan. Sebab, sedikitnya 1.000 nasi bungkus, masker dan pembersih tangan dibagikan untuk tukang ojek daring dan masyarakat yang membutuhkan, Jumat (10/4/2020). Kegiatan sosial di seputar Kota Denpasar itu diadakan di Jalan Cokroaminoto, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Teuku Umar Barat, dan Jalan Gatot Subroto Barat.
AKBP Nyoman Sukasena selaku Kasatgas Preventif Operasi Keselamatan Agung 2020, tidak hanya bersama anggotanya, juga menggandeng para relawan dan donatur yang peduli dampak pandemi Covid-19. Terutama dampak secara ekonomi. “Kegiatan sosial ini sudah berlangsung mulai 6 April, dan rencananya terus dilakukan sampai 19 April mendatang,” terangnya.
Berhubung masih saja ada masyarakat yang belum paham cara menghindari penularan Corona, Sukasena berkata sosialisasi ke masyarakat tetap masuk dalam daftar kegiatan. Polisi lalu lintas yang galibnya mengingatkan agar premotor mengenakan helm jika berkendara, kini berganti peran untuk mengingatkan masyarakat selalu mengenakan masker di luar rumah. Bila sebelumnya polisi memberitahu aturan lalu lintas, sekarang rajin mengingatkan agar sering mencuci tangan dengan sabun atau pembersih tangan. “Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak mudik saat Lebaran, karena jangan sampai nanti mudik justru membawa oleh-oleh Corona kepada keluarga,” ajak perwira menengah tersebut.
Adanya perubahan operasi kepolisian itu, menurut Ngurah Pasek, menandakan adanya kepekaan Polda Bali dan jajaran dalam melihat kondisi riil masyarakat saat ini. Mengedepankan aksi sosial tinimbang masalah hukum, kata ASN di Pemprov Bali itu, juga memberi momentum polisi kian mendekatkan diri dengan masyarakat. “Kalau kemarin-kemarin polisi bertindak tegas dan keras saat operasi premanisme, itu karena situasinya mengharuskan mereka tampil begitu. Kini semua lagi susah, polisi juga ikut merasakan susah dan berusaha membantu kesusahan itu,” terangnya.
“Pola-pola seperti ini dapat kian mendekatkan polisi dengan masyarakat, minimal masyarakat tidak lagi melihat polisi sekadar bisa tangkap maling. Yang menyentuh hati masyarakat itu kalau pakai rasa, bukan senjata,” imbuh Agung Sudarsana, warga Kerobokan, Kuta Utara, Badung. hen