Menyelam ke Ruang Jiwa Lewat Warna dan Bentuk, “Soul Art” Heroe Soewarno di Balimoon Art Space

SUASANA pembukaan pameran Soul Art di Balimoon Art Space, Kemenuh, Gianyar. Foto: ist
SUASANA pembukaan pameran Soul Art di Balimoon Art Space, Kemenuh, Gianyar. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Balimoon Art Space di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati kembali menghadirkan getaran spiritual lewat pameran tunggal “Soul Art: Turn by Love into Heroe Soewarno’s Art Journey”. Pameran yang dibuka Minggu (9/11/2025) sore itu menampilkan 40 karya lukisan dan patung reflektif dari seniman sekaligus advokat Heroe M. Soewarno (61), dan akan berlangsung hingga 9 Desember 2025.

Pembukaan pameran dilakukan Ni Wayan Sri Ekayanti, diiringi musik akustik Tobi & Friends serta pembacaan puisi reflektif oleh Ayu Murniarti. Suasana hangat dan penuh keheningan mengalir, seolah membawa para pengunjung menapaki perjalanan batin yang ditawarkan melalui karya-karya Heroe.

Bacaan Lainnya

Dalam Soul Art, Heroe mengajak publik untuk berhenti sejenak dan mendengarkan suara hati. Karya-karyanya merefleksikan perjalanan spiritual dan pencarian makna hidup, di mana warna lembut dan bentuk ekspresif berpadu menghadirkan kedalaman rasa.

Menurut naratif pameran Tika Sudibia, karya Heroe lahir dari kejujuran batin yang berpadu dengan intuisi. “Lewat lukisan dan patungnya, Pak Heroe membuka ruang kesadaran dan spiritualitas yang hening, tapi kuat,” ungkapnya.

Konsep Soul Art sendiri berangkat dari keyakinan Heroe bahwa seni adalah perjalanan jiwa. Terinspirasi dari ungkapan Pablo Picasso “Art washes away from the soul the dust of everyday life,” Heroe menjadikan seni sebagai medium penyucian batin. “Setiap karya adalah hasil perenungan yang mewujud dalam warna, bentuk, dan tekstur sebagai penyalur energi spiritual,” ujar Tika menambahkan.

Lahir di Bondowoso pada 20 November 1964, Heroe menempuh pendidikan arsitektur dan berkarier panjang sebagai advokat. Namun, sejak tahun 2001 ia kembali menekuni dunia seni rupa sebagai jalan pengabdian batin. “Melukis adalah mimpi yang sempat tertunda. Kini, setiap karya adalah cerminan kehidupan yang saya jalani,” tutur Heroe.

Empat tahun terakhir di Bali memperkaya pandangan artistiknya. Ia menggabungkan gaya realis-surealis dengan inspirasi dari budaya lokal, seperti Barong Bangkal, tajen, dan ngelawang. Baginya, keluarga adalah sumber energi utama di balik setiap karya. “Mereka bagian dari perjalanan spiritual saya. Karya ini adalah ungkapan cinta dan rasa syukur,” ujarnya.

Dalam ruang pamer yang ditata hangat dan meditatif, setiap karya Heroe memancarkan daya spiritual yang mengundang dialog antara materi dan makna.

Sejumlah seniman dan sahabat turut hadir memberi dukungan, di antaranya Bandrek Hidayat, Putu Eni A, I Made Somadita, I Made Rudita, I Wayan Surana, Tika Sudibia, dan Shakyanica S.

Melalui Soul Art, Heroe Soewarno mengajak publik menepi sejenak dari hiruk-pikuk dunia luar dan kembali menatap ke dalam diri. Di sanalah, bahasa seni menjadi bahasa jiwa — jujur, tenang, dan penuh cinta. adi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses