POSMERDEKA.COM, MANGUPURA – Sebanyak 9 personalia KONI Kota Bandung (Jawa Barat) Senen, 4 Desember bertamu ke KONI Badung, Bali di Kantornya Kawasan Kwanji Dalung Kuta Utara.
Pengurus KONI Bandung dipimpin Wakil Ketua III Iwan Darmawan SH, diterima Ketua Umum KONI Badung I Made Nariana didampingi Wakil Ketua I dan II masing-masing Wayan Tirta dan Ketut Widia Astika. Juga hadir sejumlah pengurus lain dan sejumlah bidang Pengurus KONI Badung.
Dalam dialog yang dilakukan, KONI Bandung menanyakan persoalan bagaimana pola pembinaan atlet di KONI Badung, peranan KONI dalam pembinaan sport industry dan sport tourism yang belum lama ini dilakukan Badung.
Soal Sport Tourism KONI Badung, kata Nariana sudah berjalan dengan lancar sekalipun baru berlangsung pertama kali di Bali. Pesertanya juga sangat memadai, di mana banyak atlet dalam dan luar negeri ikut serta sambil berwisata di Bali.
Pola Badung dalam melaksanakan Sport Tourism dapat dipakai di tempat lain, seperti syarat peningkatan kualitas atlet sekaligus membantu pemerintah mendatangkan atlet olahraga, baik domestik mapun mancanegara.
Di bagian lain, Iwan Darmawan juga menjelaskan, bahwa KONI Bandung pernah 16 kali menjadi juara umum Porda (Pekan Olahraga Daerah) di Jabar yang dilakukan 4 tahun sekali. Namun belakangan juara umum diambilalih Kabupten Basuki atau Kabupaten Bogor. Mereka lebih gencar membina atlet dan memberikan bantuan dana.
“Kami di KONI Bandung sudah diberi target pihak Dinas Pendidikan dan Olahraga supaya kembali menjadi juara umum. Namun, di Bekasi atau Bogor bonus atlet Porda sampai Rp100 juta untuk peraih emas. Sementara Bandung hanya sampai Rp50 juta,” kata Iwan yang lawyer itu.
Iwan menambahkan, ingin mengetahui pola lain yang dilakukan KONI Badung, sehingga dapat kembali menjadi juara umum pada Porda nanti. Selain itu, KONI Bandung juga mengalami masalah teknis di setiap pertandingan, terutama pertandingan cabor (tidak terukur). Jika tidak menjadi tuan rumah, pasti selalu dikalahkan pihak tuan rumah.
Menanggapi hal itu, Made Nariana mengatakan, untuk pertandingan caor tidak terukur di mana-mana selalu memenangkan tuan rumah. Cara itu berlaku jamak dari tingkat daerah sampai PON.
Seperti pada saat PON Papua, atlet Bali dua orang dikalahkan tuan rumah, sekalipun banyak pihak melihat harus menang. ”Kalau cara – cara ini tetap berlangsung, sampai kapan pun olahraga Indonesia tidak akan maju“, kata Nariana kepada tamunya dari Bandung.
Pertemuan KONI Bandung dan KONI Badung diakhiri dengan tukar menukar souvenir dan foto bersama di halaman kantor KONI Badung. (*)