POSMERDEKA.COM, BULELENG – Jeruk keprok Tejakula sempat mengalami masa kejayaan dan nyaris punah di tahun 1980-an akibat virus tanaman Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD). Saat ini, jeruk yang dari Buleleng timur tersebut kembali ditanam secara terbatas di Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, serta terus berlanjut di sejumlah desa lainnya sampai sekarang.
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng, I Gede Subudi, menyebutkan, sampai akhir tahun 2023 lalu jumlah jeruk keprok Tejakula yang sudah ditanam di sejumlah desa di Kecamatan Tejakula seperti Desa Sembiran, Bondalem, Tejakula, Penuktukan, Sambirenteng, dan Tembok. ‘’Hingga saat ini, tercatat tanamam ini sudah ditanam sekitar 2.446 pohon,’’ kata Subudi, Jumat (19/4/2024).
Subudi menambahkan, tahun 2024 bantuan bibit jeruk keprok Tejakula kembali dibagikan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali yang totalnya mencapai 13.000 bibit. Adapun rinciannya di Desa Les sebanyak 4.000 bibit, Desa Tembok 5.000 bibit, Desa Bondalem 2.500 bibit, dan Desa Sambirenteng 1.500 bibit. ‘’Mudah-mudahan bisa tumbuh dengan baik dan bisa mengembalikan kejayaan jeruk khas Buleleng timur itu,’’ imbuhnya. Menurut dia, proses pengkajian pengembalian kejayaan jeruk keprok Tejakula sudah dilakukan sejak tahun 2023 oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali dengan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali. ‘’Virus CVPD memang masih ada, tetapi dengan budidaya tanaman sehat kami berharap perkembangan jeruk keprok Tejakula bisa dilakukan secara bertahap,” pungkasnya. edy