MANGUPURA – Kelompok Nelayan Wanasari Tuban belakangan ini galau. Selain menghadapi pendangkalan alur loloan yang menjadi akses nelayan melaut, serbuan eceng gondok dari muara Tukad Mati tidak pernah berhenti setelah rampungnya proyek penataan dan pengendali banjir muara Tukad Mati.
Sekretaris Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, Agus Diana, Selasa (8/9/2020) mengungkapkan, apa yang dialami kelompoknya saat ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Sebab sektor perikanan yang diharapkan mampu berkontribusi lebih ditengah lesuh pariwisata, kini justru diserbu berbagai masalah.
‘’Tanaman itu kerap menutupi bahkan mematahkan batang bibit mangrove yang telah tertanam. Ini juga sering menjadi pertanyaan komunitas-komunitas peduli lingkungan. Mereka kecewa, karena kondisi itu seolah dibiarkan,” katanya.
Sejak berkembangnya pariwisata, sebagian anggota berkecimpung di sektor informal. Baik itu menjadi driver wisatawan, maupun mendirikan usaha. Karena itu melaut sidatnya melestarikan budaya dan hobi. Namun karena dampak Covid-19 membuat sektor pariwisata lesu, kini sektor perikanan diharapkan menjadi tulang punggung anggota dalam menyambung hidup.
“Menangkap ikan adalah aktivitas yang bisa dilakukan. Paling tidak untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga sehari-hari,” katanya didampingi anggota Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, Wayan Sudi Wardana dan Ketut Dana.
Pihaknya mengaku sudah sering mengeluhkan kondisi tersebut. Untuk itu pihaknya meminta pemerintah ataupun pihak-pihak terkait di Tukad Mati untuk bisa menyikapi. Sebab penataan alur Tukad Mati yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan banjir itu, seolah menimbulkan masalah baru di wilayah lain. 023