Kasus Kriminal Pelajar, Mereka Membutuhkan Solusi, Cinta Kasih dan Teladan

Prof. Putu Rumawan Salain. Foto: putra sasmitha
Prof. Putu Rumawan Salain. Foto: putra sasmitha

BANYAKNYA masalah yang dihadapi dunia pendidikan yang menimbulkan banyak ekses negatif yang sangat merisaukan masyarakat. Ekses tersebut antara lain makin maraknya berbagai penyimpangan norma kehidupan agama dan sosial masyarakat yang terwujud dalam bentuk kenakalan siswa atau kenakalan remaja.

Mirisnya lagi kenakalan siswa belakangan ini tak lagi hanya sebatas kurang hormat kepada guru, kurang disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan, merokok, menegak miras, sampai ada yang berbuat asusila. Kenakalan siswa dewasa ini cenderung pada kategori tindakan kriminal. Hal ini terbukti dengan adanya tindakan siswa mengarah pada tindak kriminal pencurian, penyalahgunaan obat terlarang, dan bahkan pembunuhan.

Bacaan Lainnya

Seperti keterlibatan enam tersangka dalam kasus pelemparan mobil di Jalan Ida Bagus Mantra yang diungkap tim gabungan Polda Bali dan Polsek Sukawati Gianyar. Enam pelaku berhasil ditangkap, empat di antaranya pelajar. Mirisnya, gerombolan berandalan ini mengaku telah melakukan aksi pelemparan sebanyak 10 kali di sejumlah lokasi berbeda dan melakukan aksi pencurian di sejumlah TKP.

Empat pelajar yang dimaksud yakni pertama, I Gede NW,13, tinggal di Jalan By Pass Ngurah Rai Denpasar Timur. Kedua, I Made MT,14, tinggal di Banjar Bukit Buwung Desa Kesiman Denpasar Timur. Ketiga, Kadek BM,14, tinggal di Banjar Kesambi Desa Kesiman Kertalangu Denpasar Timur. Keempat, Kadek AG,14, tinggal di Jalan Sekar Tunjung Denpasar. Sedangkan dua pelaku lain yang tidak bersekolah yakni, Kadek BG,13, tinggal di Jalan Sekar Tunjung Denpasar dan YERM, 26, tinggal di Jalan Gandapura Denpasar.

Baca juga :  Tidak Bisa Berenang, Nelayan Hilang Terseret Ombak

‘’Kenakalan siswa yang sampai melakukan perbuatan kriminal cukup meresahkan masyarakat. Di sekolah kenakalan siswa menjadi tanggung jawab sekolah dalam mengelolanya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mencapai keberhasilannya,’’ komentar pengamat pendidikan, Prof. Putu Rumawan Salain, Selasa (10/3/2020).

Mengingat semakin kompleknya permasalahan yang timbul akibat kenakalan siswa, menurut Rumawan Salain, dalam pemecahannya sekolah perlu melibatkan instansi-instansi terkait seperti lembaga swadaya masyarakat, kepolisian dan dinas-dinas terkait. Upaya ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang optimal.

Prof. Rumawan Salain menambahkan, siswa yang tergolong usia remaja apabila tidak mendapatkan bimbingan yang baik mudah terjerumus pada perbuatan yang merugikan dirinya sendiri atau terjerumus dalam kenakalan remaja (siswa). Secara umum jika siswa tidak dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhannya akan menimbulkan perilaku menyimpang yang kita kenal dengan kenakalan remaja.

Kenakalan remaja, menurut Prof. Rumawan Salain, timbul karena adanya beberapa sebab. Keadaan keluarga yang dapat menjadikan sebab timbulnya kenakalan remaja dapat berupa keluarga yang tidak normal (broken home) maupun jumlah anggota keluarga yang kurang menguntungkan. Broken home terutama perceraian atau perpisahan orang tua dapat mempengaruhi perkembangan anak. Dalam keadaan ini anak frustasi, konflik-konflik psikologis sehingga keadaan ini dapat mendorong anak menjadi nakal.

Berikutnya, keadaan masyarakat dimana anak remaja (siswa) sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari lingkungan masyarakatnya. Pengaruh tersebut adanya beberapa perubahan sosial yang cepat yang ditandai dengan peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti persaingan dalam ekonomi, pengangguran, media massa, dan fasilitas rekreasi.

Baca juga :  Penebel Kelod Gelar “Fun Bike” untuk Penggalian Dana

Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, lanjut Prof. Rumawan Salain, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan paksaan maupun mengada-ada.

Selanjutnya apabila suasana di rumah nyaman, orang tua tidak berlaku otoriter dan anak merasakan kedamaian dan kasih sayang di rumah, komunikasi terjalin dengan baik antara orang tua dengan anak, serta penanaman nilai agama diberikan sejak dini maka anak tidak akan berlaku mencari perhatian dan kenyamanan di luar rumah yang bisa mengakibatkan terjerumus. Kuncinya, hendaknya orang tua memberikan kasih sayang dan perhatian dalam bentuk apapun. ‘’Komunikasi dengan si remaja senantiasa terjalin dengan baik, agar si remaja selalu merasa tenang karena orang tua selalu mendampingi,’’ tegasnya.

Selanjutnya perlu melakukan pengawasan yang penuh dan intensif terhadap media komunikasi seperti televisi, internet, radio, handphone, dll. Tak kalah penting, perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, dan apabila anak suka berkelahi orang tua bisa mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan bela diri. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.