Joged Bumbung Massal Meriahkan Penglipuran Village Festival XI

PEMBUKAAN Penglipuran Village Festival (PVF) ke-11, Kamis (4/7/2024) dimeriahkan pementasan joged bumbung massal oleh 100 penari daha (muda) Desa Adat Penglipuran. Foto: ist
PEMBUKAAN Penglipuran Village Festival (PVF) ke-11, Kamis (4/7/2024) dimeriahkan pementasan joged bumbung massal oleh 100 penari daha (muda) Desa Adat Penglipuran. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BANGLI – Pembukaan Penglipuran Village Festival (PVF) ke-11, Kamis (4/7/2024) dimeriahkan pementasan joged bumbung massal oleh 100 penari daha (muda) Desa Adat Penglipuran.  Festival  yang akan berlangsung selama empat hari ini mengambil tema “Pertiwi”  atau penghormatan terhadap Ibu Pertiwi.

Pada kesempatan itu hadir Direktur Even Nasional dan Internasional Kemenparekraf, Fransiskus Handoko; Asisten 1 Pemprov Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra; Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar; Ketua DPRD Bangli, Ketut Suastika; Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati, dan sejumlah undangan.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Kelian Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta, mengatakan, PVF tahun ini memasuki yang ke-11. “Dengan berbagai pertimbangan, pelaksanaan kami majukan di bulan Juli. Kalau sebelumnya pelaksanaan dilakukan di akhir tahun,” ujarnya.

Tema “Pertiwi” yang bermakna penghormatan kepada Ibu Pertiwi, jelasnya, dipilih karena tempat kita dilahirkan. Dengan tema ini, dia berharap masyarakat bisa menghargai lingkungan. Dalam PFV tahun ini panitia juga mementaskan tarian maskot Penglipuran.

PVF diadakan, ulasnya, selain untuk sarana promosi, juga untuk hiburan serta edukasi kepada masyarakat agar mau melestarikan lingkungan, adat, budaya, maupun tradisi kuno yang ada. “Kegiatan ini juga sebagai wadah kreativitas warga, di samping sebagai ucapan  puji syukur atas berkah-Nya kepada Desa Wisata Penglipuran,” papar.

Baca juga :  Wali Kota Probolinggo Apresiasi Inovasi TOSS Center Karangdadi Klungkung

Wakil Bupati Wayan Diar menambahkan, kegiatan PVF selalu melibatkan masyarakat lokal yang berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan pariwisata. Baik pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, akademisi dan media. “Dalam kegiatan ini akan dilaksanakan atraksi kebudayaan, yang diharap mampu mempengaruhi panjang masa tinggal dan jumlah uang yang dibelanjakan dari para wisatawan yang datang ke Bangli, khususnya ke Desa Wisata Penglipuran,” jelasnya.

Tema “Pertiwi” dalam PVF kali ini, menurutnya, memiliki makna bahwa berbakti dan hormat kepada tanah sebagai elemen serta berkah kehidupan aktivitas pariwisata. Pertiwi dianggap dapat mengekspresikan kekuatan dan memberi anugerah tanpa batas. Ini sesuai dengan kehidupan sehari-hari di Desa Penglipuran, yang mempertahankan adat istiadat, budaya dan kebiasaan masyarakatnya.

“Tema ini sangat relevan dengan kondisi Desa Penglipuran, yang selalu berkomitmen dalam hal konservasi lingkungan yang merujuk pada konsep,“ ulasnya menandaskan. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.