Isu Corona, Bali Destinasi Pariwisata Paling Menderita

SENATOR Made Mangku Pastika (pegang mik) saat merespons aspirasi dari pemangku kepentingan pariwisata dan pertanian terkait dampak isu virus Corona di Bali, Senin (9/3).
SENATOR Made Mangku Pastika (pegang mik) saat merespons aspirasi dari pemangku kepentingan pariwisata dan pertanian terkait dampak isu virus Corona di Bali, Senin (9/3). Foto: gus hendra

DENPASAR – Melawan isu virus Corona yang melumpuhkan ekonomi Bali dapat dilakukan dengan memberi pesan bahwa Bali memang masih aman dikunjungi. Salah satunya membuat keramaian seperti festival atau karnaval, seperti pernah dilakukan di Bali usai diguncang tragedi bom tahun 2002 dan 2005 silam. “Kalau acara begitu, teman-teman hotel bisa bantu menyumbang makanan bagi wisatawan yang datang. Misalnya gratis lunch (makan siang) atau dinner (makan malam),” saran anggota DPD RI, Made Mangku Pastika, dalam diskusi terbatas dengan para stakeholder di Sekretariat DPD RI Perwakilan Bali, Senin (9/3).

Hal penting melawan isu Corona, sebutnya, adalah melawan rasa takut itu. Karena itu penjelasan komprehensif dari pemerintah sangat dibutuhkan agar warga dan wisatawan tidak takut. Karena itu pula dia mendaku setuju penumpang kapal pesiar di Benoa, yang sempat dilarang turun, akhirnya diizinkan turun. “Yang penting alat deteksinya disiapkan. Strategi mengantisipasi dampak Corona ini harus kita siapkan serius, karena kita tidak tahu sampai kapan,” tutur Gubernur Bali periode 2008-2018 tersebut.

Bacaan Lainnya

Mengupas signifikansi dalam Corona, Kepala BPS Provinsi Bali, Hadi Nugroho, membuka data statistik bahwa lapangan usaha terbesar di Bali sampai tahun 2019 adalah sektor akomodasi, makanan, dan minuman dengan angka 23,26 persen. Pada tahun 2015, sumbangan pariwisata untuk ekonomi Bali mencapai 50,84 persen, dan ini membuat kesempatan kerja bidang pariwisata mencapai 51,63 persen. “Pariwisata berperan besar mencapai 50,84 persen pada penciptaan kue perekonomian di Bali. Ini artinya Bali memang sangat bergantung pariwisata,” jelasnya. 

Baca juga :  Perbekel-Lurah Diminta Ikut Mengawasi, Tak Ada Jatah-jatahan Dalam PPDB

Data lain menunjukkan, lebih dari separuh wisatawan China ke Indonesia itu menuju Bali. Untuk wisatawan Iran malah mencapai 60 persen lebih. Konsekuensi dari stagnasi kunjungan pelancong China, urainya, Bali merupakan daerah yang menderita paling besar. Karena jumlah tenaga kerja di Bali tersedot ke bisnis pariwisata, maka ketika ada turbulenasi ekonomi maka para pekerja yang paling kena getahnya. “Ketika ada guncangan pariwisata, yang menampung itu sektor pertanian, dan ini menyebabkan tenaga kerja pertanian naik,” ulasnya.

Pastika berjanji menindaklanjuti temuan itu kepada kementerian terkait. “Semua temuan di sini akan saya bawa ke Jakarta. Kami akan surati kementerian terkait agar persoalan kita di Bali bisa cepat selesai,” pungkasnya. hen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.