BANGLI – Sebagai garda terdepan, paramedis saat menjalankan tugas harus didukung dengan APD (alat pengaman diri) yang sesuai dengan standar WHO. Dalam sidak di RSU Bangli, terungkap Dinas Kesehatan (Diskes) meminjam APD di RSUD Bangli. ‘’Ini kan aneh dan sangat disayangkan. Diskes sampai meminjam APD, padahal hal ini tidak akan terjadi bila diantisipasi pemerintah sejak awal,’’ ujar Ketua Komisi II DPRD Bangli, I Ketut Mastrem, saat melaksanakan sidak, belum lama ini.
Lebih lanjut disampaikan untuk ketersedian APD di RSUD Bangli merupakan bantuan dari provinsi sebanyak 100 unit. Yang membuatnya heran, RSUD tidak memiliki alat pengukur suhu tubuh (thermo scanner) yang semestinya ada untuk pasien dab pengantar saat baru masuk ke IGD, serta untuk mengecek suhu tubuh pengunjung dan penjaga pasien.
Ruang transit isolasi juga wajib ditambah. Saat ini baru tersedia hanya untuk dua pasien sebelum dirujuk ke rumah sakit yang dituju. Bagaimana jika jumlah pasien melebihi kapasitas? ‘’Kami juga berharap bagi paramedis diberikan insentif karena melihat risiko pekerjaan yang sangat tinggi,’’ usulnya.
Ia menegaskan, DPRD mendorong Pemkab Bangli untuk maksimal berbuat untuk penanggulangan Covid-19. ”Bagaimana memberikan rasa nyaman dan aman kepada masyarakat. Kami akan memberikan saran kepada pimpinan untuk meminta bupati segera merelokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19,’’ ujarnya.
Anggota dewan lainnya, Dewa Suamba Adnyana dan I Made Sudiasa juga menyayangkan Diskes sampai meminjam APD ke RSUD. Semestinya, kata dia, puskesmas di desa maupun kecamatan sebagai garda terdepan harus disiapkan APD yang memadai. ‘’Kami minta pemerintah daerah segera mengeksekusi anggaran untuk penanganan pencegahan Covid- 19,’’ tegasnya.
Direktur RSU Bangli, dr. Nyoman Arsana saat dikonfirmasi mengakui, untuk ruang transit isolasi hanya memiliki satu ruangan dilengkapi dua bed. Sementara untuk alat thermo scanner memang belum tersedia.
“Untuk ruang isolasi terbentur ruangan dan alat penunjangnya, begitupula untuk pengukur suhu tubuh memang sempat kami anggarkan namun begitu akan dibeli harganya sudah naik. Dulu harganya Rp500 ribu, kini naik menjadi sekitar Rp2 juta lebih,’’ ungkapnya.
Disinggung insentif tenaga medis yang disarankan anggota Dewan, Arsana mengaku sedang merancang dan tentu melihat aturan-aturan sebagai payung hukumnya.
Dihubungi terpisah, Bupati Bangli, I Made Gianyar, mengatakan, terkait pananganan Covid-19 tidak ada istilah kurang anggaran. Menurut Made Gianyar bahwa pihaknya sudah menandatangani untuk pembelian APD rumah sakit dan Diskes. Selain itu ada anggaran untuk pengadaan disinfektan. 028