Cuaca Buruk, Kapal Penumpang Terbalik di Perairan Sanur

KAPAL penumpang yang terbalik di perairan Sanur, Bali, Senin (18/5/2020). foto: antaranews.

DENPASAR – Sebuah kapal penumpang tujuan Nusa Penida yang sedang terparkir (lego jangkar) ditemukan dalam kondisi terbalik di perairan Sanur, Bali.

“Dari laporan yang diterima ada boat terbalik dan merupakan boat yang sedang parkir (lego jangkar) dari tiga bulan yang lalu karena penutupan penyebErangan,” kata Kasubag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin (18/5/2020)..

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan, kapal penumpang tersebut telah terparkir selama tiga bulan yang lalu di perairan depan pos jaga, Sanur. Dari peristiwa tersebut, tidak ditemukan adanya korban jiwa.

“Mengingat cuaca kurang mendukung evakuasi baru akan dilaksanakan mulai besok, Selasa (19/5/2020) dan nihil korban jiwa mengingat boat terbalik adalah boat yang sedang parkir (lego jangkar),” jelasnya.

Sementara itu, Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Iman Faturahman menjelaskan bahwa gelombang laut saat ini memang sedang tinggi karena ada pengaruh dari siklon tropis amphon.

“Suhu air laut yang lebih hangat di barat Sumatera menyebabkan tekanan udara menjadi lebih rendah. Saat ini tekanan rendah tersebut menyebabkan terjadinya badai tropis Amphan di teluk Benggala serta sirkulasi udara di sebelah barat Bengkulu. Kondisi ini menyebabkan penumpukan massa udara basah yang menyebabkan terjadinya awan-awan konvektif dan hujan termasuk di wilayah Bali,” jelas Iman.

Baca juga :  Nikahi Anggota PPS, Ketua KPU Dompu Disanksi DKPP

Ia mengatakan bahwa kondisi ini juga menyebabkan potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah Bali menjadi lebih tinggi normalnya yang dapat mencapai hingga 23 kt atau 40km/ jam dalam satu hingga tiga hari ke depan.

Selain itu, peningkatan kecepatan angin ini juga berpotensi memberi dampak meningkatnya tinggi gelombang mencapai 2 m di perairan selatan Bali. “Kami prakirakan kondisi ini sampai 20 Mei 2020,” katanya, seperti dilansir dari antaranews.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut, yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan utara dan selatan Bali.

Selain itu, diharapkan agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat terjadi pada musim peralihan atau pancaroba seperti kilat atau petir, angin kencang secara tiba-tiba, pohon tumbang, genangan air, banjir dan tanah longsor. yes

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.