GIANYAR – Di tengah-tengah pademik global Covid-19, petugas kebersihan yang dimiliki desa adat dan desa dinas, setiap hari harus menjaga lingkungan desa agar bersih terhindar dari tumpukan sampah. Mereka tidak bisa bekerja di rumah seperti imbauan pemerintah, berbeda petugas kebersihan yang dimiliki oleh desa adat dan desa dinas, mereka saban hari harus menjaga lingkungan desa agar bersih terhindar dari tumpukan sampah. Mereka tidak bisa bekerja di rumah seperti imbauan pemerintah yang mengharuskan sejumlah orang untuk melakukan pekerjaan dari rumah sebagai langkah menghindari penyebaran virus Corona. Hal ini diungkapnya anggota DPR RI I Nyoman Parta, Jumat (10/4/2020) saat menyerahkan paket sembako kepada petugas kebersihan di Banjar Pinda, Desa Saba, Blahbatuh.
Lebih lanjut dikatakannya, pemberian sembako di tengah-tengah wabah Covid-19 ini sebagai langkah apresasinya terhadap petugas kebersihan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana tumpukan sampah jika petugas kebersihan tidak bekerja di tengah kondisi seperti ini. ‘’Ini murni langkah apresiasi, sering ketika saya lewat, para petugas bekerja sangat giat di tengah-tengah wabah Corona, sementara para pejabat, termasuk saya sendiri bisa bekerja di rumah, rapat lewat online dan bisa berkumpul bersama keluarga,’’ ujarnya.
Diungkapkanya, ada sekitar 350 paket sembako yang akan dibagikan kepada seluruh petugas kebersihan di Kabupaten Gianyar yang dikelola desa adat dan desa dinas. Anggaran biaya murni diambil dari uang pribadi. Sementara untuk petugas kebersihan yang dikelola pihak swasta belum bisa diberikan lantaran data terkait itu tidak ada. “Ini dibagikan untuk semua petugas kebersihan di Gianyar, biaya iya dari saya pribadi,’’ ungkapnya.
Sementara terkait kondisi penyebaran virus Corona di Bali, Parta mengatakan fokus pencegahan saat ini adalah pekerja migran. Bukan untuk mendiskriminasinya yang sudah berjuang untuk kehidupan yang layak, tetapi pemerintah harus melakukan pelayanan dengan benar sesuai protap pencegahan. ‘Makin hari makin bertambah, sudah jelas pencetusnya adalah adik-adik kita yang tertular di luar negeri, yang di PHK paksa. Hari ini membeludak 12 orang itu semua pekerja migran, faktanya demikian” tegasnya.
Parta mengatakan, bahwa satgas telah bekerja dengan baik selama ini. Namun, harus mengevaluasi fokus pencegahannya. Pekerja migran harus diberlakukan dengan baik di tempat-tempat kedatangan. Tempat karantina harus layak. Masyarakat juga harus diedukasi terkait penyebaran virus ini. Jangan sampai pekerja migran didiskriminasi dimasyarakat. Parta menyatakan setop diskriminasi pekerja migran.
‘’Tidak benar juga itu didiskriminasi, tidak diajak ngomong, dijauhkan, nanti malah mereka sembunyikan sakitnya, itu malah lebih bahaya itu,’’ pungkasnya. 011